Kuceritakan bertubi-tubi kisah tentang mencari sesuatu yang kukira itu mudah. Aku banyak santai, aku banyak diam, aku banyak meremehkan.
Oh, masih lama, nanti juga dapet.
Itu pikiranku.
Mari kuajak kau berkeliling mencari sesuatu yang selama ini mengganggu pikiranku. Dimuali dengan siapa aku dan mengapa aku mencari hal tersebut.
Aku Hani Widiani, mahasiswi jurnalistik UIN Bandung semester 6. Well, mengingat aku ada di penghujung semester, aku diwajibkan untuk mengisi liburan 3 bulanku dengan melakukan Job Training atau biasa disebut PKL (Praktik Kerja Lapang). Berhubung aku mengambil jurusan jurnalistik, alamat kuharus mengambil jobtre (sapaan hangat PKL) di media yang bonafit, kata dosenku.
Pusing? Ya.
Awal April, aku sempat bertanya ke INews Jakarta, apakah mereka menerima anak magang nantinya?
Setelah mendapat jawaban iya, tanpa babibu lagi aku langsung meluncur ke Jakarta. Kuharap aku berhasil.
Hei, namun nyatanya di sana aku harus menunggu selama 2 jam lebih hanya untuk memberikan CV dan surat keterangan magang dari kampus. Sampai akhirnya orang yang akan kutuju, yang katanya hari itu akan masuk, ternyata tidak masuk kantor karena masih di rumah sakit.
Kecewa? Tentu. Tapi ya namanya juga sakit, siapa yang mau menyalahkan Tuhan?
Akhirnya kuserahkan berkasku pada satpam. Kuhanya bisa berharap, semoga satpam benar-benar memberikan CV dan surat magangku pada orang yang kutuju nantinya. Sekian. Dan selama sebulan lebih tak ada panggilan lagi dari INews.
Aku benar-benar berharap aku diterima di sana. Namun sepertinya Allah masih menyuruhku untuk berusaha lebih keras lagi.
Bukan hanya di INews aku mengirim surat magang di bulan April. Ada Detik.com dan majalah GoGirl. Lagi-lagi, tak ada panggilan.
Bulan Mei pun tiba. Pertengahan bulan aku dan Gio (temanku) berencana untuk mengajukan magang ke Majalah Kawanku, majalah remaja perempuan. Bertanyalah aku melalui message facebook Kawanku. Pertanyaannya hampir sama dengan pertanyaanku ke INews.
Untuk mendapat jawaban mereka, aku harus menunggu sekitar 3 sampai 4 hari. Well, aku bahagia saat mereka menjawab pertanyaanku. Aku hanya disuruh mengirim CV dan contoh tulisanku melalui inbox facebook Kawanku. Selesai, kukirim dua berkas yang mereka minta.
Kutanya, bagaimana pengumuman lolos atau tidaknya?
Mereka jawab, nanti akan dikirim melalui e-mail.
Sudah. Kucoba untuk menunggu sampai hari ini dan detik ini pula. Hampir seminggu belum ada e-mail lolos atau tidaknya dari Kawanku.
Sambil menunggu e-mail balasan, aku memberanikan diriku dan Ibnu (temanku) pergi ke kantor Koran Republika.
Perasaanku? Dagdigdugdeeerrrr.
Sampai di sana, kami bertemu dengan Pak Agus. Beliau ramah, sangat ramah dan mewanti-wanti kami sebelumnya. Aku sempat takut saat beliau berkata : "Kami melakukan magang selama 3 bulan. Tidak ada libur sama sekali."
Waw! Aku hanya diam dan mengangguk. Toh konsekuensi dari anak magang memang seperti itu. Sebelumnya kami ditanya, apakah kami memiliki minat besar untuk menjadi reporter?
Ibnu saat itu menjawab bahwa ia ingin mengubah dunia dengan tulisannya.
Sedangkan aku? Aku yang notabene tidak terlalu senang menulis berita hanya bercerita bahwa dulu aku memang suka dunia menulis, tapi bukan menulis berita. Aku hanya senang menulis cerita.
Kulihat wajah Pak Agus, takut-takut beliau tertawa remeh atau menyalahi jawabanku. Namun nyatanya tidak, beliau tetap memperhatikan ceritaku.
Bohong jika aku berkata bahwa aku bisa menulis berita panjang. Bohong jika aku berkata bahwa aku menyukai dunia perpolotikan atau ekonomi atau hal -hal berbau negara. Aku memutuskan bercerita tentang aku yang suka dunia menulis saja.
Pak Agus mengangguk dan kembali membuka CV mlikku. Kukira ada yang salah dari itu, sampai akhirnya beliau bertanya, di mana nomor kontak yang bisa saya hubungi?
"Itu pak, ada di bawah foto. CV saya formatnya kaya buronan pak," jawabku mencoba bercanda.
"Baik, nanti saya hubungi."
Hei hei, tenang dulu kawan. Maksud hubungi di sana, ya kalau aku diterima. Kalau tidak, ya sudah, berarti idak dihubungi.
Sampai sekarang, aku menulis hasil pejalanan mencari magangku ini, aku masih belum diterima di manapun. Mungkin ada yang salah dalam diriku, mungkin aku yang terlalu takut, atau mungkin aku yang terlalu banyak berpikir tentang hal-hal yang belum tentu terjadi.
Saat ini juga, aku akan kembali mencari magang di Tangerang, kota asalku. Walaupun aku ingin sekali menginjakkan kakiku di gedung INews TV dan Majalah Kawanku, namun jika ada yang lebih baik, semoga itu bisa menjadi tempat sempurna bagiku.
Kuakhiri ceritaku, Si Pencari Magang.
Sampai jumpa lain waktu. Akan kuceritakan di mana dan bagaimana nantinya aku mendapatkan magang di salah satu media.
Pesanku hanya satu, jangan takut.
Santai aja.. santai aja.. tahu2 gak dapet.. 😂
BalasHapusAku malah gak ngasih CV, berangkat ke kantor tv berita sama ismail nenteng surat doang. haha
mudah2n ditempatkan di tempat terbaik. :)
di sisi-Nya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKusudah denger cerita itu dari Maeng. Aneh kalian mah ah. Wakakak
HapusAmiin. Selalu ada di sisi-Nya :)
Hapus
Pas aku follow up ke sana, eh.. langsung ditanya, "yaudah, kapan kamu bisa mulai? Sekarang aja ya?"
BalasHapusKarena waktu itu hari jumat, yaudah di cancel jadinya hari senin ini. :D
Alhamdulillah.. hehe
Kak,, boleh bagi kontaknya. mau nanya tentang info magang di Inews. Terimakasih,
BalasHapus