Minggu, 04 Desember 2016

Hei Nak, Ingat Angka Sejarah 212





Bandung, 07:22 WIB

Selepas sholat subuh, aku kembali mengecek facebook. Karena dorongan ingin melihat masih adakah butiran kata dan foto tentang super damai 212?

Aku membuka timeline bapak yang sudah lebih dulu memposting kurang lebih 200 foto dan kenangan indah 212. 

Kubuka satu persatu. Bapak hanya memposting ulang foto-foto tersebut. Dalam foto, ada segelintir orang yang juga menceritakan kisah yang dialaminya langsung dalam aksi super damai 212.




Semua foto, semua cerita, kuteriaki dalam hati : Subhanallah!

Dimulai dari kisah semua pedagang yang mengratiskan makanan, tukang ketupat yang melayani para muslimin dengan senyuman, tukang roti dan buah yang tiba-tiba mendapat rezeki tak tertuga, mobil pemadam kebakaran yang disulap jadi mobil untuk tempat wudhu, sampai mereka yang punya keterbatasan fisik pun ikut hadir dalam super damai 212.







Bagaimana mungkin ada beberapa media yang tidak pro terhadap aksi tersebut, bagaimana mungkin ada orang yang tidak tergerak hatinya terhadap aksi tersebut, bagaimana mungkin ada orang islam yang nyinyir atas aksi tersebut? 

Begitu banyak pertanyaan yang kuajukan kepada mereka dan diriku sendiri.

Seandainya aku ikut berbaur bersama manusia pilihan Allah itu, seandainya aku juga merasakan langsung hujan yang Allah berikan, seandainya aku juga merasakan langsung indahnya kebersamaan orang-orang islam dari berbagai daerah. 

Kata 'andai' seperti iu terus saja terucap berulang kali saat aku terus melihat postingan foto dan cerita super damai 212.





Terima kasih karena sudah membuatku terus menangis selama 3 hari ini. Benar sekali jika ada orang yang bilang, rasakan dengan terjun langsung ke lapangan. Tapi sobat, aku yang hanya melihat melalui media sosial pun turut merasakan keindahan yang mereka rasakan.

Aku bertekad pada diriku sendiri, dengan adanya blog pribadi ini, dengan aku menulis tentang aksi super damai 212 ini, menjadikan sebuah peringatan untukku di masa depan.

Salah satu keinginan terbesarku, aku ingin menceritakan kisah ini pada anak dan cucuku. jika suatu saat nanti mereka terprovokasi dengan berita yang kurang baik, aku bisa menceritakan pada mereka dengan baik apa makna dari aksi 212 ini.

Aku akan berkata : Nak, walaupun mama cuma bisa ngeliat dari media sosial, tapi mama tau mana yang benar dan mana yang salah. Aksi super damai 212 ini adalah aksi super damai jilid 3 yang berhasil ngebuat mama nangis selama tiga hari. Ini aksi damai terharmonis yang pernah mama liat. Coba tanya kakekmu tentang aksi 212, beliau turut andil di dalamnya.

Keinginan terbesarku, aku ingin mereka terus mengingat sejarah ini hingga akhir. Kuharap memori yang kutulis ini bisa mengingatkanku akan aksi super damai 212.



Aku tidak terlalu peduli dengan teman-temanku atau saudara seimanku atau media yang kontra terhadap aksi ini. 

"Ngapain sih pake ada acara demo segala??!!" tanya temanku yang dengan asiknya makan kacang goreng sambil emosi.

Aku? Hanya diam, tersenyum, lalu memasukkan kacang goreng ke mulutku.






NB: Semua foto diambil dari facebook :) #thanksforpict
Share:

0 komentar:

Posting Komentar