Rabu, 04 April 2018

#Tentangkerjaku



"Aku pikir bekerja itu bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Semua tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan dulu."


Dulu, saat aku masih menyandang status sebagai mahasiswa, aku pikir bekerja itu menyenangkan. Aku akan menemukan dunia orang-orang dewasa di kantorku nanti. Aku pikir, nanti setelah lulus kuliah, aku akan bekerja di Jakarta, pagi-pagi buta mengejar bus untuk sampai ke kantor, bekerja menggunakan seragam yang super keren, saling sapa dengan teman kantor yang lain, hang out dengan teman dekatku di kantor, dan aku masih berpikir bahwa nanti aku akan bekerja di salah satu media ternama di Jakarta.

Oh kawan, betapa indahnya membayangkan semua itu saat aku masih duduk di bangku kuliah. Menyenangkan sekali mengkhayal dengan teman-teman tentang pekerjaanku nantinya. Aku akan ini, aku akan itu, aku akan bekerja di sini, mengenakan itu, dan peikiran-pemikiran anak remaja yang sangat ingin bekerja di Jakarta.

Jujur saja, dulu ketika mahasiswa aku sangat tidak tertarik dengan dunia Jurnalistik. Apa yang kuharapkan dari jurusan tersebut?

Aku tidak mahir dalam menulis berita, aku tidak mahir untuk berbicara di depan kamera, bahkan aku terlalu takut untuk sekadar wawancara narasumber. Terlalu malu dan minder lebih tepatnya. Tapi lambat laun aku jadi semakin menyukai dunia jurnalistik. Aku suka menulis.

Dari sana cita-citaku menjadi seorang presenter ternama mulai muncul. Kupikir nanti akan ada saatnya aku terjun ke dunia jurnalistik sebagai reporter traveling, karena dulu aku sangat senang jalan-jalan.

Tapi ternyata setelah aku lulus, Allah mengubah jalurku menjadi perempuan yang menyandang status sebagai tim marketing di salah satu start up pemrograman di Bandung.

Lihatlah kawan, aku yang sekarang sangat berbeda dengan yang aku cita-citakan dulu. Aku yang sekarang sudah terkapar di Bandung, bukan di Jakarta. Aku yang sekarang hanya berjalan kaki untuk sampai kator karena jarak antara tempat kos dan kantor sangat dekat.

Hei, ini bukan sesuatu yang kubayangkan. Sudah kubilang bahwa dulu aku berpikir, aku akan ke kantor dengan mengejar bus untuk sampai ke kantorku.  Bahkan aku yang sekarang tidak harus susah payah berdandan menor atau berpakaian rapih ke kantoku. Cukup dengan kerudung bergo, parka hitam, rok jins dan kaus kaki. Terkadang aku hanya menggunakan sandal jepit berwarna merah muda yang selalu aku pakai untuk ke wc saat aku malas menggunakan sepatu sandalku ke kantor. Semuanya serba biasa. Terakhir, aku hanya tinggal membawa tasku yang berisi mukena, hp, tab untuk menggambar, dan laptop untuk mendata sesuatu.

Mungkin kamu akan berpikir, sekarang memang sudah biasa kantor dengan konsep seperti itu. Bahkan kantor Google pun konsepnya sangat santai.

Well, ya, itu memang benar. Tapi sekali lagi, semua itu sangat berbeda dengan apa yang kupikirkan tentang 'bekerja' saat aku kuliah dulu.

Bekerja itu membosankan.

Aku pernah bilang ke mama, " Ma, ternyata kerja bisa ngebuat bosan ya?"

"Pasti ada saat-saat seperti itu. Jalanin aja," jawabnya.

Setelah kupikir lagi, kenapa aku terus seperti ini? Ini semua membuatku bosan. Rutinitasku selalu seperti ini. Bangun tidur, sarapan pagi, berangkat kerja, bekerja sampai jam 5 sore, pulang kerja, mandi lalu tidur. Hari esok pun akan seperti itu.

Kupikir ini sangat berbeda dengan apa yang kulakukan saat kuliah dulu. Ada ataupun tidak ada tugas, aku masih sempat nongkrong bareng teman-temanku, aku masih sempat tertawa bareng dengan mereka, aku masih sempat berdiskusi asyik dengan mereka.

Mungkin kamu pernah mendengar kata-kata ini: Nanti kalau udah kerja, kamu nggak bisa lagi nikmatin semuanya seperti di sekolah atau kuliah.

Oke, mungkin kata-kata itu ada benarnya juga.

Sekarang? Aku sendirian. Bahkan di kantor pun aku perempuan sendiri.

Apa ada yang salah? Tentu saja ada. Aku jadi tidak punya tempat curhat dan lain semacamnya. Kamu mungkin tahu rasanya sendirian. Tidak ada teman perempuan seusiamu dalam satu lingkunganmu. Itu yang kurasakan.

STOP!!!

BERHENTI MEMIKIRKAN HAL ITU!!

Maaf karena aku sudah memberitahumu sesuatu yang tidak penting.

Aku hanya ingin bilang bahwa itu hanya pemikiranku sesaat. Itu hanya pikiran negatifku tentang pekerjaan yang sedang kulakoni sekarang. Bukankah sah-sah saja jika aku menganggpanya seperti itu?

Hei kawan, jika kamu berpikir seperti apa yang kupikirkan, mari kuajak kamu ke jalan yang -mungkin- membuat otak dan dirimu lebih menerima keadaanmu sekarang.

Aku selalu dibekali perkataan seperti ini:

"Hon, kamu bersyukur udah dapat kerjaan sebeum kamu wisuda. Coba lihat orang-orang yang lain, belum tentu mereka seberuntung kamu sekarang. "

Saat itu aku berpikir, betul juga.

Dari sana aku bersyukur bahwa Allah telah memberiku pekerjaan sebelum aku lulus wisuda, walaupun aku harus keteteran mengerjakan revisi skripsi dan jurnalku di kampus. Tapi sekali lagi, aku bersyuku.

Dulu aku pikir bahwa bekerja dengan mengejar bus setiap pagi itu menyenangkan, tapi aku berpikir lagi, aku adalah perempuan pemalas yang tidak terlalu senang hal-hal yang menyulitkan untuk diriku sendiri.

Ada yang bertanya padaku, "Hon, kamu lebih senang kerja formal atau nonformal kayak konsep kantor kita sekarang?"

Aku berpikir sebentar lalu menjawab dengan santai. "Dulu aku pikir kerja pakai seragam itu keren. Enak aja gitu dilihatnya. Rapih. Tapi setelah ke sini dan ngerasain kerja di kantor ini, aku pikir aku bukan tipe perempuan yang senang dipaksa dan selalu santai. Jadi ya ... aku senang dengan konsep begini. Santai, tidak memaksa."

Lagi. Aku bersyukur ditempatkan di tempat kerjaku sekarang. Aku lebih santai dan tidak ditekan dari sisi manapun. Walau terkadang aku tertekan dengan keadaanku dan mereka yang -mungkin saja- menjadi tanggung jawabku. Sedikitnya aku merasa bersalah jika apa yang kantorku inginkan tidak sesuai atau berjalan dengan semestinya.

"Hon, sekarang nggak ada kelas ya?"

"Iya. Tapi minggu depan ada kok," ujarku sambil tersenyum paksa. Lagi, aku menjadi salah satu orang yang berpikir bahwa aku merasa bersalah karena kerjaku yang tidak baik. Aku santai, tapi aku selalu memikirkan hal-hal sederhana yang semestinya itu bukan masalah yang harus dipikirkan,

"Yah, nggak dapet makan deh kita."

Sejujurnya perkataan itu membuatku merasa bersalah. Tapi bukan aku namanya jika aku sedih terlalu lama. Aku akan bilang pada diriku: Tenang, Hon. Semua akan membaik pada waktunya. Toh roda pun berputar. Berdoa saja supaya semuanya berjalan dengan lancar.

Setelah itu aku kembali ke rutinitasku setiap hari. Walau seperti itu, aku senang bekerja di sini. Semuanya seakan berjalan dengan lancar. Allah memang Maha Baik.



Jika kamu bertanya, apakah aku tidak risih bekerja dengan semua teman kerjaku yang laki-laki atau kamu mungkin akan bertanya, apa aku tidak kesepian bekerja di sini tanpa perempuan sebagai temanku?

Oke, mungkin aku selalu berharap bahwa akan senang rasanya memiliki teman perempuan di kantor. Tapi mari kita lihat di sisi positifnya. Aku menjadi perempuan -sedikit- pendiam dan tidak begitu kecanduan untuk bergosip di kantor. Walau begitu, aku tetap tertawa, bercanda dan saling berbagi cerita dengan teman kantorku. Itu menyenangkan.

Aku menikmati semua itu.

Dan satu lagi. Sebelum aku bekerja, aku selalu berdoa pada Allah, semoga akan ada tempat kerja yang bisa mengubahku menjadi sosok perempuan yang lebih baik lagi.

Allah menjawab itu dengan cepat. Walaupun aku tidak duduk di kantor yang sesuai dengan jurusanku, walaupun aku tidak bekerja sebagai seorang jurnalis atau presenter traveling, walaupun aku tidak punya keahlian khusus yang membanggakan seperti teman kantorku yang lain. Tapi aku tetap bahagia.

Oh ayolah kawan, semua pikiran negatif harus dihapus. Ganti itu dengan pikiran postif dan sangkut pautkan itu dengan Allah. Semua akan baik-baik saja. Sebosan apapun kamu dengan kantormu, akan ada jalan di mana kamu tidak akan bosan nantinya. Entah itu dengan kamu dipindah tugaskan, mendapat teman baru, mendapat sesuatu yang lebih baru lagi di kantormu, mendapat pekerjaan yang lebih membuatmu nyaman di kantor, atau apapun yang bentuknya akan menyenangkan diri dan pikiranmu.

Mari kita ganti dari bekerja itu tidak menyenangkan menjadi 'bekerja itu sangat menyenangkan!!"

Syaratnya, kamu harus bisa melihat semua dari sisi positifnya, kamu harus besyukur, jangan lupa untuk bersedekah ketika kamu sudah mendapat gaji, santaikan dirimu dengan apa yang kamu sukai ketika rasa bosan menghampirimu, dan terakhir....


BERPIKIRLAH BAHWA PEKERJAAN INI AKAN JADI PENGALAMAN BERHARGA UNTUK KAMU NANTINYA.

"Hon, sebelumnya pun kamu udah tau kalau kantor kita ini start up."

"Iya tau," jawabku pendek. Aku taHu dia akan melanjutkan kata-katanya.

"Dulu saya bekerja di kantor yang semua karyawannya jauh dari Allah. Entah itu mabok-mabokan, dugem dan lain sebagainya setelah pulang kantor. Emang nggak semua sih, tapi sebagian memang seperti itu. Akhirnya kita mendirikan start up pemrograman ini. Saya bersyukur bisa kerja di sini dengan semua orang yang ketika adzan, semuanya bubar dan sholat."

Aku hanya mengangguk setuju. Ini dia sisi positif yang kuambil dari kantorku. Semua mengingatkanku untuk selalu bersyukur dan dekat dengan Allah.

"Mungkin kamu ada kepikiran untuk pindah dari sini?" tanyanya.

"Iya ada, tapi enggak tau kapan. Mungkin setahun, dua atau lima tahun lagi." Aku terkekeh mendengar jawabanku sendiri.

"Ngak apa-apa. Seenggaknya kerja di sini bisa jadi pengalaman kamu kedepannya, karena nanti kamu pasti butuh portfolio untuk ke perusahaan lain."


Lagi, aku mengangguk.

Aku mungkin akan pindah dari sini atau mungkin akan mengabdi di sini. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Tapi satu yang selalu kudoakan selalu, semoga start up yang sedang mereka jalani bisa maju dan berkembang sesuai yang mereka inginkan. Dan semoga kehadiranku bisa membuat start up ini membaik dan lebih membaik lagi.

"Obrolan ini jangan bilang ke siapa-siapa ya, Bang."

"Iya iya."




*Mungkin kamu yang sudah bertahun-tahun bekerja punya pengalaman seperti ini. Alangkah baiknya jika kamu berbagi denganku apa yang kamu lakukan ketika kamu sudah bosan dengan suasana kantor di kolom komentar :)





Share:

3 komentar:

  1. Berangkat pagi pagi ngejar bis ke kantor itu gak enak :'D btw dulu aku juga pernah kerja di tempat yang kebanyakan cowo nya. Malah menurutku lebih seru sih. Krn cowo biasanya suka ngelucu gitu. Jadi gak ngebosenin suasananya.

    BalasHapus
  2. mungkin gini juga ya curahan hati fitri dan tika haha trafood support honhon #walkforwork

    BalasHapus
  3. Belum, aku belum bekerja, sekarang aku masih mahasiswi semester akhir yang sedang berjuang dengan skripsiku. Tapi jauh sebelum aku ada dititik ini, aku sudah membayangkan dunia perkerjaanku nanti. Sana halnya dengan Kak Hani, aku juga ingin bekerja di Jakarta, mempunyai kostan yang jaraknya dekat dengan tempat kerjaku dan berangkat serta pulangnya menaiki transportasi umum yang ada di Jakarta.

    BalasHapus