Baru sekitar dua hari yang lalu aku mendapatkan informasi, pengumuman INews TV akan diumumkan tepat tanggal 1 Juni nanti.
Untuk majalah Kawanku sendiri, kemarin aku baru saja mendapat pesan balasan mengenai kapan pengumuman lolos atau tidaknya aku di sana. Mereka bilang, akan ada informasi lanjutan nanti hari senin. Dan yang lebih membuatku bahagia lagi, mereka bilang bahwa Kawanku memang sedang memiliki kuota untuk anak magang.
Well, itu yang membuatku kembali berharap pada mereka.
Bayangkan saja, selama ini aku stress dan berpusing ria hanya karena memikirkan masalah tidak adanya konfirmasi lanjutan dari kedua media yang ingin sekali kujadikan tempat magang.
Hei, namun nyatanya mereka memang belum memutuskan siapa saja yang akan diterima untuk magang di sana.
Selesailah sudah rasa cemasku menunggu pengumuman. Sambil menunggu jawaban, sudah kuceritakan di tulisan sebelumnya tentang aku yang akan mencari tempat magang di daerahku sendiri, Tangerang.
Kuceritakan kisah menyenangkanku kemarin saat aku berkunjung ke Bantenhits.com (Sekali-kali bukalah situs ini, terutama untuk penduduk Banten).
Mudahnya aku melamar magang di sana, aku langsung disambut baik oleh pemilik media, namanya Ambadini. Aku memanggilnya Mba Dini.
Sehari sebelum aku berkunjung ke kantor Bantenhits, aku menyempatkan diri untuk pergi ke rumahnya. Ya sekadar memperkenalkan diri saja, tidak salah kan?
Aku memberitahunya bahwa aku sedang mencari tempat magang, aku dari jurusan jurnalistik, aku yang siap untuk ditempatkan di manapun. Mba Dini bilang, berhubung aku dari jurusan jurnalistik, aku ditempatkan di Bantenhits.com saja, situs berita daerah Banten yang baru berjalan selama tiga tahun. Akhirnya aku diterima untuk magang di sana.
Kemarin, aku bersama Vina, yang juga anak magang di Banten TV, memutuskan untuk pergi bersama ke kantor Bantenhits yang ada di daerah Metropolis, dekat Tangerang City.
Degdegan? tentu saja.
Selama aku menempuh pendidikan di dunia jurnalistik, inilah saatnya aku mampir ke kantor yang akan kujadikan tempat magang jika aku tidak diterima di INews ataupun majalah Kawanku. Hei, aku harus punya rencana B dalam pencarian tempat magang ini.
Kantor Bantenhits ada di bawah apartemen, ruangan yang tidak terlalu besar itu didominasi warna biru dan merah.
Vina mengetuk pintu kantor karena memang pintu itu seringkali dikunci.
"Biasanya sih ada orang yang nginep di dalem," katanya sambil sesekali mengetuk pintu.
Dari dalam, keluar sosok laki-laki tinggi dengan tampang berantakan juga rambut atasnya yang ia kuncir ke belakang. Oh ternyata dia yang menjadi kuncen kantor media hari itu.
Dia yang kutahu namanya Yogi setelah aku berkenalan dengannya. Kami saling berbincang. Alasan kami nyambung dalam pembicaraan, karena kami sama-sama mahasiswa jurnalistik yang awalnya tidak minat ke dunia jurnalis.
"Gue dulu pernah nazar, gue mau masuk jurusan apa aja kecuali Jurnalistik!" kata Yogi sambil memamerkan deretan gigi rapihnya.
"Magang juga di sini?" tanyaku.
"Iya magang. Magang yang ketagihan." Lagi-lagi dia tertawa.
Kupikir mungkin jika aku magang di satu media, semoga aku betah di sana dan akan kembali ke sana. Seperti Yogi yang magang di Bantenhits, dia pun kembali ke media itu untuk melanjutkan aktifitas yang dulu tidak ia minati.
Dua jam kurang aku menunggu Bang Deni. Dia yang akan kutemui nanti untuk membahas prosedur magangku di sana dan apa saja yang kubutuhkan.
"Hai, Hani ya?" satu laki-laki tinggi memakai kaca mata masuk ke dalam kantor dengan gaya santainya.
Aku mengangguk dan tersenyum. Pasti Bang Deni.
"Ayo, apa aja yang kamu butuhin?" tanya Bang Deni.
"Ini Bang, aku butuh data dari Bantenhits ini buat ngerjain desain job training aku."
Kutunjukkan kertas yang akan menjadi tuntunanku dalam menggerjakan desain job training nanti.
Setelah dia memberikan sejumlah data yang kucari, kami berbicara panjang lebar ke sana kemari mengenai dunia jurnalistik. Bang Deni mengaku bahwa dia bukan dari jurusan jurnalistik sebelumnya. Dia jurusan ekonomi waktu kuliahnya dulu.
Sudah dua orang yang kutemui dalam pencarian tempat magang ini wartawan yang notabene bukan dari dunia jurnalistik. Sebelumnya, Pak Agus yang kutemui di Republika mengambil jurusan pertanian. Kemarin, Bang Deni yang awalnya mengambil jurusan ekonomi.
Masa depan memang tidak bisa ditebak.
"Kamu nggak mau kan masa depan kamu keluar dari jalur jurusan kamu."
Ucapan Bang Deni berbentuk pernyataan. Aku mengangguk membenarkan.
Awal percakapanku dengan Bang Deni, aku bertanya lebih dulu bagaimana tanggpaannya tentang judul media online yang terkadang menipu, atau bisa disebut juga dengan clickbait (Ada di tulisanku sebelumnya berjudul Kuraba Dunia Media Sosial).
Bang Deni tidak terlalu memusingkan hal itu. Ia memang membenarkan bahwa terkadang judul seperti itu memang membuat kesal si pembaca, namun apa daya, judul media online sekarang juga mengikuti jamannya. Kalau tidak ada judul seperti itu, tidak mungkin media itu laku.
Aku mengangguk. Aku juga menceritakan dosenku yang menentang habis-habisan tentang clickbait tersebut. Di sisi lain, aku juga menceritakan dua teman kampusku yang menolak bahwa judul clickbait sudah keluar dari kiprah kepenulisan jurnalistik. Mereka bilang, kalaupun memang judul tersebut mengandung unsur clickbait yang sensasional, selama isi dari berita tersebut sama dengan judul, itu tak jadi masalah.
Kami lanjut membahas tentang sekarang, mengenai situs berita media sosial sudah dengan gamblangnya membeberkan identitas korban. Terutama yang sekarang sedang marak, pelecehan seksual terhadap anak kecil.
Bang Deni membenarkan hal tersebut.
"Kalau kita, kita bakal menaruh inisial terhadap korban. Tapi kalau pelaku, kita bakal membeberkan si pelaku itu. Bukan apa-apa, itu jadi bentuk aware media kepada masyarakat. Nah kecuali kalau korban dan pelaku dalam satu kampung yang sama. Kalau itu, kita nggak bakal nyantumin nama kampung tersebut."
Aku mengangguk.
"Kamu bisa baca web kita."
"Iya Bang, pake inisial kok kemaren aku baca-baca berita di Bantenhits.com," jawabku.
"Nah ayo, kamu mau nanya apa lagi? Saya bukan basic dari dunia jurnalistik, jadi kamu kalau mau tau lebih lanjut tentang kepenulisan, kamu tanya aja sama Bang Darus. Dia anak sastra yang pasti tau tentang kepenulisan."
Aku juga bercerita tentang aku yang tidak memiliki sensitifitas tinggi mengenai peristiwa yang terjadi. Tapi Bang Deni selalu memberiku motifasi tinggi untuk belajar melakukan itu. Padahal kami baru bertemu sekali, namun rasanya dia sudah menjadi mentorku hari itu.
Dia bilang, namanya juga belajar.
"Coba kamu nanti baca koran dulu sebelum dateng ke media tempat magangmu. Kamu lihat apa isu yang sedang hangat. Kamu tilik, apa pertanyaan yang belum ditanya wartawan tentang isu tersebut. Nah koran itu sebenarnya bisa jadi bahan referensi kamu untuk menggali berita lebih lanjut."
Inilah, aku lemah dalam hal membaca koran. Di kampus saja aku hanya membeli koran jika ada tugas yang diberikan dosenku. Kurasa mulai dari sekarang, aku harus rajin membaca berita di pagi hari agar nilai radar kepekaanku terhadap sekitar bisa berkembang.
Mungkin bisa dibilang pilihanku ini cukup terlambat, tapi daripada tidak sama sekali?
Bukan hanya tiga masalah itu. Aku juga bercerita tentang aku yang sekarang sedang menyusun proposal penelitian untuk tugas kuliah Metodologi penelitian. "Aku rencananya mau ngambil masalah yang judul clcikbait Bang," ucapku.
"Ya udah, itu juga bagus tuh."
Akhir perjumpaan, Bang Deni bilang, dia tidak akan memberikan konsekuensi untuk anak magang sekalipun. Salah tetap salah.
"Kita nggak bakal nyuruh kamu buat minta fotocopy-in kertas kok. Ya, paling nyuruh minta bikinin kopi doang. Hahaha.."
Well, itulah perjalananku kemarin dalam pencarian tempat magang. Setidaknya ada satu media yang bersedia menampungku jika aku tidak diterima di dua media yang sedang kutunggu pengumumannya itu.
Sekarang aku baru sadar, perjalananku dalam mencari tempat magang ini membuatku kembali merasakan adanya keinginan untuk kembali menulis.
Dua patah pesan dariku, tetaplah mencari dan menulis.
Selamat Mba Hana..
BalasHapusGitu-gitu juga Pak romel teh udah ngebekelin bahan diskusi buat keliatan lebih up to date ya. Ngobrol jurnalistik online, pasti ngobrol klik bait. Wkwkw
Mba Hana??
HapusIya, alhamdulillah itu juga jadi judul proposal aku buat matkul metodologi penelitian. Hahahah